Minggu, 19 Desember 2010

Baru Aku Tau

Diposting oleh Ayudia's World di 06.09 0 komentar
Hay teman, perkenalkan namaku adalah Jasmine Viana Zhafira, panggil saja aku Ami (:
Aku bersekolah disalah satu SMA ternama di kota ku, meskipun itu hanya SMA swasta, tapi banyak orang yang membanggakan sekolah ku lo. Sekarang aku duduk di bangku kelas 10 atau 1 SMA. Aku adalah anak tunggal. Teman ku mengenalku sebagai anak yang berkecukupan, karena bunda ku selalu memberi apa pun yang aku minta selama dia mampu membelikannya untuk ku.
Malam ini, bunda meminta ku untuk mengeprintkan salah satu urusannya, karena dia sedang sibuk, jadi dia meminta tolong kepada ku. Pertama, aku nyalakan komputer yang ada diruang kerja bunda, kemudian aku mencari kabel data kamera bunda, tapi aku ngga tau bunda taruh dimana. kemudian aku memanggilnya "Bunda, dimana kabel datanya?" bunda bilang "coba cari dibawah meja". kemudian bunda pergi meninggalkan ku dan kembali ke dapur. Aku mencarinya dibawah meja, tapi aku tidak menemukannya,  Bunda kembali lagi ke kantor, dan mendapatiku sedang nonton TV, dengan nada kesal bunda bertanya "gimana? udah ketemu?" dan dengan muka ku  yang cemberut dan dengan santainya aku menjawab "blum, Ami ga tau ada di mana kabelnya, kan bunda yang naruh" aku cuek saja kepada bunda dan ia pun pergi lagi meninggalkan ku. Aku bisa merasakan kekesalannya kepada ku. Seharusnya aku bisa bantu bunda. Aku bisa mendengar bunda sedang menangis di ruang tamu. Tapi aku ngga tau kenapa bunda tiba-tiba nanngis. Dan aku pun hanya diam di kantornya. Kemudian bunda masuk lagi, dia menangis kepada ku, dia kesal pada ku, dia memarahi ku. Awalnya aku bingung kenapa bunda yang marah, menurutku yang harusnya marah tu aku bunda. Bunda marah karena aku ngga ada usaha buat nyari kabel datanya. Dan dalam hari aku berkata, itu kan salah bunda, yg terakhir make kan bunda, kenapa aku yg kena marah? Aku ngga tega ngelihat bunda nangis, akhirnya aku pun menangis.Bunda membentak ku dan berkata "cari kabelnya sampai dapat, bund beli itu pake uang" dan aku mencari dengan muka cemberut. Akhirnya kabelnya ketemu, ternyata ada di bawah tumpukan plastik. kemudian aku menyambungkan kameranya ke komputer, masih dengan muka cemberut tentunya. Aku kaget karena bunda membentak ku lagi, dia bilang "jangan sentuh mousenya ! kalau ngga ikhlas tu ngga usah dikerjain" aku pun terdiam, dengan spontan aku melepaskan genggamanku dari mouse itu. Bunda pun menangis sejadinya. Aku hanya bisa diam, air mataku pun mengalir. Saking emosinya, bunda pun hampir melempar ku dengan sebuah kursi kayu kecil, tapi berat. Bunda sudah mengangkatnya, spontan aku menangis sambil berteriak "jangan bunda, jangan" Bunda pun menaruh kursi itu kembali, dan duduk di hadapanku. Bunda mulai berkata "kamu kenapa sih Ami, ngertiin bunda dong, bunda tu banyak kerjaan, kamu udha besar, kenapa sih ngga ngerti2, bunda sedih Ami, liat Ami udah besar tapi ngga ngerti apa2" sambil menangis bunda berkata seperti itu. Aku hanya bisa diam dan melamun. kemudian bunda blang lagi "kamu anak tunggal Ami, cuma kamu yang ayah sma bunda punya, Ami mau bunda meninggal skrg ?" Tangisan ku semakin jadi. Kemudiann bunda bilang "Ami ngga tau kan sebenernya bunda sama ayah ppunya penyakit kronis, ami ga tau kan? selama ini bunda brusaha nyembunyiin semua ini dari ami, penyakit kronis ami ! bunda terpaksa bilang ini karena bunda mau ami sadar" bunda diam sejenak. dalam hati aku pun bertanya-tanya, penyakit apa yang telah tuhan berikan buat bunda? kanker? hanya penyakit itu yang sekarang membayangi pikiran ku.
Kemudian bunda mulai bicara "bunda kena penyakit diabetes, diabetes ada 2 Ami, bunda kena Diabetes Melitus" astaga, penyakit apa itu ya tuhan? yang ku tau itu penyakit gula, apakah penyakit itu bahaya? aku masih trus menangis. Bunda bilang "Coba Ami nanti cari informasi tentang penyakit itu di internet, kalau perlu besok kita ke ddokter, tanya sama dokter penyakit apa yang bunda sama ayah derita. Bunda pun masih terus menangis. Sebenernya aku ngga tega liat bunda menangis. terbesit dalam pikiran ku, kenapa ngga aku yang mati aja? buar bunda sma ayah ngga marahmarah lagi, ngga ada beban pkiran lagi, aku anak yang ga berguna, lebih baik aku yang mati duluan. tapi satu sisi, aku kasian sama ayah bunda, biar bagaimanapun mereka adalah orang tua kandungku. Aku mengurungkan niat ku buat bunuh diri, memang terdengar lucu, mana mungkin seorang ami berani melakukan itu, tapi bisa saja aku melakukannya, why not?
bunda pun mulai bicara lagi "makanya, mulai sekarang ami rajin ibadah, doakan ayah sama bunda biar dapet mukjizat, biar diberi umur panjang. Bunda masih mau liat ami lulus, ami nikah, ami punya anak. Doakan bunda ya nak" aku pun mengangguk dan melamun, aku berpikir, aku anak yang manja, ngga mungkin aku bisa hidup sendiri tanpa ayah bunda, seandainya nanti mereka dipanggil tuhan. ya tuhan, panjangkan lah umur ayah bunda. Kemudian bunda bilang "obat yanng paling ampuh buat ayah bunda tu cuma kamu Ami, jadi jangan bikin bunda marah, jangan bikin ayah kesel, anak yang berani bikin bundanya nangis tu ngga akan diampuni dosanya" tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut ku, aku hanya bisa diam dan menunduk.
Kemudian bunda mengambil tisu dan mengusap air mataku, bunda membawaku ke sofa dan kita duduk berdua. "Rajin-rajin doain bunda ya Mi, bunda sayang ami, maaf tadi bunda udah marah, udah bentakin ami, tapi bunda marah karna bunda sayang ami, mulai sekarang kita ngga boleh marahan ya, kita jalani semuanya bersama" aku pun mengangguk, bunda jalan keluar dan mengambilkan ku sgelas air, "minum dulu Mi" kata bunda. dalam hati aku pun  berfikir, ya tuhan betapa mulianya bunda ku, dia tetap saja menyayangiku meskipun aku telah melukai hatinya. panjangkan lah umurnya tuhan, aku sayang bunda. Bunda menciumku berkali-kali, anak macam apa aku, berani membuat bundanya sendiri menangis, ya tuhan maafkan aku. Berikanlah mukjizat mu agar bunda bisa sembuh. "selama ini bunda belikan apa aja yang ami mau, karena bunda seneng ngeliat ami seneng" kata bunda. astaga, bunda ku mulia sekali, tuhan, sayangilah dia seperti dia menyayangiku tuhan. "Udah Ami ga usah sedih, tuhan kasih penyakit ini ke bunda karena tuhan sayang bunda, tuhan mau bunda ngerawat tubuh bunda, ami ga usah sedih ya, jangan dipikirin, yang penting Ami doain bunda" bunda pun memeluk ku, hangatnya pelukan mu tak kan pernah kulupakan bunda.


udah ah, jadi nangis sendiri gw, haha (: ni gw yang ngarang sendiri, maap ye kalo alurnya kagak jelas, haha.

Sabtu, 18 Desember 2010

Best Teen Quotes

Diposting oleh Ayudia's World di 22.13 0 komentar
It hurts so bad when you miss your ex so much.
 
 

Single is better for me than I've bad relationships

 
I'm pretty sure that my life is going to be a lot better without you in it 



Jumat, 17 Desember 2010

Can't Forget This Moment

Diposting oleh Ayudia's World di 05.17 0 komentar
I can't forget this moment when he touched my cheek :D


he is the first boy who was touched my cheek :)
Just touched, not kiss 
Done
You make me wanna jump, LOL :D

LOVE ya

Minggu, 19 Desember 2010

Baru Aku Tau

Hay teman, perkenalkan namaku adalah Jasmine Viana Zhafira, panggil saja aku Ami (:
Aku bersekolah disalah satu SMA ternama di kota ku, meskipun itu hanya SMA swasta, tapi banyak orang yang membanggakan sekolah ku lo. Sekarang aku duduk di bangku kelas 10 atau 1 SMA. Aku adalah anak tunggal. Teman ku mengenalku sebagai anak yang berkecukupan, karena bunda ku selalu memberi apa pun yang aku minta selama dia mampu membelikannya untuk ku.
Malam ini, bunda meminta ku untuk mengeprintkan salah satu urusannya, karena dia sedang sibuk, jadi dia meminta tolong kepada ku. Pertama, aku nyalakan komputer yang ada diruang kerja bunda, kemudian aku mencari kabel data kamera bunda, tapi aku ngga tau bunda taruh dimana. kemudian aku memanggilnya "Bunda, dimana kabel datanya?" bunda bilang "coba cari dibawah meja". kemudian bunda pergi meninggalkan ku dan kembali ke dapur. Aku mencarinya dibawah meja, tapi aku tidak menemukannya,  Bunda kembali lagi ke kantor, dan mendapatiku sedang nonton TV, dengan nada kesal bunda bertanya "gimana? udah ketemu?" dan dengan muka ku  yang cemberut dan dengan santainya aku menjawab "blum, Ami ga tau ada di mana kabelnya, kan bunda yang naruh" aku cuek saja kepada bunda dan ia pun pergi lagi meninggalkan ku. Aku bisa merasakan kekesalannya kepada ku. Seharusnya aku bisa bantu bunda. Aku bisa mendengar bunda sedang menangis di ruang tamu. Tapi aku ngga tau kenapa bunda tiba-tiba nanngis. Dan aku pun hanya diam di kantornya. Kemudian bunda masuk lagi, dia menangis kepada ku, dia kesal pada ku, dia memarahi ku. Awalnya aku bingung kenapa bunda yang marah, menurutku yang harusnya marah tu aku bunda. Bunda marah karena aku ngga ada usaha buat nyari kabel datanya. Dan dalam hari aku berkata, itu kan salah bunda, yg terakhir make kan bunda, kenapa aku yg kena marah? Aku ngga tega ngelihat bunda nangis, akhirnya aku pun menangis.Bunda membentak ku dan berkata "cari kabelnya sampai dapat, bund beli itu pake uang" dan aku mencari dengan muka cemberut. Akhirnya kabelnya ketemu, ternyata ada di bawah tumpukan plastik. kemudian aku menyambungkan kameranya ke komputer, masih dengan muka cemberut tentunya. Aku kaget karena bunda membentak ku lagi, dia bilang "jangan sentuh mousenya ! kalau ngga ikhlas tu ngga usah dikerjain" aku pun terdiam, dengan spontan aku melepaskan genggamanku dari mouse itu. Bunda pun menangis sejadinya. Aku hanya bisa diam, air mataku pun mengalir. Saking emosinya, bunda pun hampir melempar ku dengan sebuah kursi kayu kecil, tapi berat. Bunda sudah mengangkatnya, spontan aku menangis sambil berteriak "jangan bunda, jangan" Bunda pun menaruh kursi itu kembali, dan duduk di hadapanku. Bunda mulai berkata "kamu kenapa sih Ami, ngertiin bunda dong, bunda tu banyak kerjaan, kamu udha besar, kenapa sih ngga ngerti2, bunda sedih Ami, liat Ami udah besar tapi ngga ngerti apa2" sambil menangis bunda berkata seperti itu. Aku hanya bisa diam dan melamun. kemudian bunda blang lagi "kamu anak tunggal Ami, cuma kamu yang ayah sma bunda punya, Ami mau bunda meninggal skrg ?" Tangisan ku semakin jadi. Kemudiann bunda bilang "Ami ngga tau kan sebenernya bunda sama ayah ppunya penyakit kronis, ami ga tau kan? selama ini bunda brusaha nyembunyiin semua ini dari ami, penyakit kronis ami ! bunda terpaksa bilang ini karena bunda mau ami sadar" bunda diam sejenak. dalam hati aku pun bertanya-tanya, penyakit apa yang telah tuhan berikan buat bunda? kanker? hanya penyakit itu yang sekarang membayangi pikiran ku.
Kemudian bunda mulai bicara "bunda kena penyakit diabetes, diabetes ada 2 Ami, bunda kena Diabetes Melitus" astaga, penyakit apa itu ya tuhan? yang ku tau itu penyakit gula, apakah penyakit itu bahaya? aku masih trus menangis. Bunda bilang "Coba Ami nanti cari informasi tentang penyakit itu di internet, kalau perlu besok kita ke ddokter, tanya sama dokter penyakit apa yang bunda sama ayah derita. Bunda pun masih terus menangis. Sebenernya aku ngga tega liat bunda menangis. terbesit dalam pikiran ku, kenapa ngga aku yang mati aja? buar bunda sma ayah ngga marahmarah lagi, ngga ada beban pkiran lagi, aku anak yang ga berguna, lebih baik aku yang mati duluan. tapi satu sisi, aku kasian sama ayah bunda, biar bagaimanapun mereka adalah orang tua kandungku. Aku mengurungkan niat ku buat bunuh diri, memang terdengar lucu, mana mungkin seorang ami berani melakukan itu, tapi bisa saja aku melakukannya, why not?
bunda pun mulai bicara lagi "makanya, mulai sekarang ami rajin ibadah, doakan ayah sama bunda biar dapet mukjizat, biar diberi umur panjang. Bunda masih mau liat ami lulus, ami nikah, ami punya anak. Doakan bunda ya nak" aku pun mengangguk dan melamun, aku berpikir, aku anak yang manja, ngga mungkin aku bisa hidup sendiri tanpa ayah bunda, seandainya nanti mereka dipanggil tuhan. ya tuhan, panjangkan lah umur ayah bunda. Kemudian bunda bilang "obat yanng paling ampuh buat ayah bunda tu cuma kamu Ami, jadi jangan bikin bunda marah, jangan bikin ayah kesel, anak yang berani bikin bundanya nangis tu ngga akan diampuni dosanya" tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut ku, aku hanya bisa diam dan menunduk.
Kemudian bunda mengambil tisu dan mengusap air mataku, bunda membawaku ke sofa dan kita duduk berdua. "Rajin-rajin doain bunda ya Mi, bunda sayang ami, maaf tadi bunda udah marah, udah bentakin ami, tapi bunda marah karna bunda sayang ami, mulai sekarang kita ngga boleh marahan ya, kita jalani semuanya bersama" aku pun mengangguk, bunda jalan keluar dan mengambilkan ku sgelas air, "minum dulu Mi" kata bunda. dalam hati aku pun  berfikir, ya tuhan betapa mulianya bunda ku, dia tetap saja menyayangiku meskipun aku telah melukai hatinya. panjangkan lah umurnya tuhan, aku sayang bunda. Bunda menciumku berkali-kali, anak macam apa aku, berani membuat bundanya sendiri menangis, ya tuhan maafkan aku. Berikanlah mukjizat mu agar bunda bisa sembuh. "selama ini bunda belikan apa aja yang ami mau, karena bunda seneng ngeliat ami seneng" kata bunda. astaga, bunda ku mulia sekali, tuhan, sayangilah dia seperti dia menyayangiku tuhan. "Udah Ami ga usah sedih, tuhan kasih penyakit ini ke bunda karena tuhan sayang bunda, tuhan mau bunda ngerawat tubuh bunda, ami ga usah sedih ya, jangan dipikirin, yang penting Ami doain bunda" bunda pun memeluk ku, hangatnya pelukan mu tak kan pernah kulupakan bunda.


udah ah, jadi nangis sendiri gw, haha (: ni gw yang ngarang sendiri, maap ye kalo alurnya kagak jelas, haha.

Sabtu, 18 Desember 2010

Best Teen Quotes

It hurts so bad when you miss your ex so much.
 
 

Single is better for me than I've bad relationships

 
I'm pretty sure that my life is going to be a lot better without you in it 



Jumat, 17 Desember 2010

Can't Forget This Moment

I can't forget this moment when he touched my cheek :D


he is the first boy who was touched my cheek :)
Just touched, not kiss 
Done
You make me wanna jump, LOL :D

LOVE ya
 

Anyud's World Copyright © 2010 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by Emocutez